MENJADI
INSAN CITA
Minggu-minggu
ini kita disuguhi dengan pemberitaan yang sontak menjadi buah bibir banyak
orang. Terutama kalangan media setiap hari berita-berita itu saja yang menjadi
topik bahasan.
Masalah
yang menjadi buah bibir adalah rentetan aksi teror yang terjadi dimasyarakat.
Yang mulanya hanya aksi penembakan kepada aparat kemudian berlanjut menjadi
aksi perakitan bahan peledak. Dan yang menjadi miris jika kita mendengar berita
tadi yang menjadi inti pembicaraan adalah aksi tersebut pelakunya adalah
pemuda-pemuda yang usianya masih cukup belia.
Pertanyaaanya
adalah? Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik dari pada membuat teror?
Sedangkan kalau kita berfikir jernih tindakan teror adalah dilarang dalam agama
sedangkan kita di perintahkan berbaut baik untuk umat. Sebagaimana firman allah
SWT “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah
orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran: 103)”
Dari
ayat tersebut dapat dijadikan pijakan kepada kita bahwa sebenarnya diwajibkan
untuk menyeru kebaikan. Apalagi bagi genersi muda, wajib baginya untuk memanfaatkan
masa muda semaksimal mungkin dalam berusaha untuk mewujudkan kejayaan islam.
Sebagaimana sabda nabi SAW: ”gunakanlah waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu”. (HR. baihaqi)
Berpijak
dari Ali Imran: 103 dan sabda nabi SAW diatas sebenarnya perintah menyeru
kepada kebaikan bukan hanya tugasnya oranya yang sudah tua atau pejabat saja.
Namun semua orang diperintahkan Allah SWT untuk meyeru kebaikan. Apalagi yang muda,
juga punya peran dalam menyeru kepada kebaikan. Jadi salah besar kalau menjadi
pemuda malahan melakukan tindakan-tindakan pelanggaran hukum agama maupun hukum
Negara. Apalagi terjerumus ke dalam tindakan teror.
Oleh
karena itu untuk mengatasi bahaya hasutan kelompok-kelompok yang mengarahkan ke
teror, pemuda harus punya visi yang jelas serta pandai memilih lingkungan dan
teman bergaul.
Salah
satu contohnya adalah generasi muda giat dalam menuntut ilmu. Dengan ilmu
peradaban akan menjadi baik, bahkan wahyu yang pertama kali turun adalah bukan
perintah untuk sholat, puasa, zakat, dan haji. Namun, perintah untuk membaca.
Sebagai mana dalam QS. Al ‘alaq: 1-5.
Dalam
kondisi masih muda sebenarnya banyak kemudahan yang di peroleh. namun kalau
tidak di manfaatkan dengan baik nanti akan menjadi penyesalan dikemudian hari.
Waktunya yang muda berkarya untuk membuat perubahan yang lebih maju untuk
bangsa dan agama. Salah satunya adalah
menjadi generasi insan cita. Yaitu generasi muda yang cerdas, kritis,
beraklakul karimah, dan ikhlas mengamalkan kemampuanya untuk keajuan umat dan
bangsa yang diridhoi allah SWT.
Profil
Insan Cita
Pertama,
Kualitas insan akademis. Maknanya ia harus berpendidikan tinggi, berpengalaman
luas, mampu berfikir rasional dan kritis. Ia mempunyai kemampuan teoritis dan
mampu memformulasikan apa yang diketahuinya.
Kedua,
Kualitas insan pencipta. Yaitu menjadi insan yang jiwanya penuh gagasan-gagasan
kemajuan, sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar
yang ada dan ada gairah untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik
dan bersikap selalu mencari perbaikan dan pembaharuan untuk kemaslahatan umat.
Ketiga,
Kualitas insan pengabdi, yakni insan yang sadar dan ikhlas bahwa tugasnya bukan
hanya mengabdi buat dirinya sendiri namun juga membuat kondisi sekelilingnya
menjadi lebih baik.
Keempat,
Kualitas insan yang bernafaskan islam. Singkatnya insan yang telah berhasil
membentuk unity of personality dalam dirinya.
Nafas islam telah membuatnya menjadi pribadi yang utuh tercerahkan dari split personality.
Kelima,
kualitas insan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat adil dan makmur yang
diridhai Allah SWT.
Di muat di Harian SOLOPOS November 2012