Kamis, 20 Desember 2012

Menjadi Insan Cita



MENJADI INSAN CITA
Minggu-minggu ini kita disuguhi dengan pemberitaan yang sontak menjadi buah bibir banyak orang. Terutama kalangan media setiap hari berita-berita itu saja yang menjadi topik bahasan.
Masalah yang menjadi buah bibir adalah rentetan aksi teror yang terjadi dimasyarakat. Yang mulanya hanya aksi penembakan kepada aparat kemudian berlanjut menjadi aksi perakitan bahan peledak. Dan yang menjadi miris jika kita mendengar berita tadi yang menjadi inti pembicaraan adalah aksi tersebut pelakunya adalah pemuda-pemuda yang usianya masih cukup belia.
Pertanyaaanya adalah? Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik dari pada membuat teror? Sedangkan kalau kita berfikir jernih tindakan teror adalah dilarang dalam agama sedangkan kita di perintahkan berbaut baik untuk umat. Sebagaimana firman allah SWT “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran: 103)”
Dari ayat tersebut dapat dijadikan pijakan kepada kita bahwa sebenarnya diwajibkan untuk menyeru kebaikan. Apalagi bagi genersi muda, wajib baginya untuk memanfaatkan masa muda semaksimal mungkin dalam berusaha untuk mewujudkan kejayaan islam. Sebagaimana sabda nabi SAW: ”gunakanlah waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu”. (HR. baihaqi)
Berpijak dari Ali Imran: 103 dan sabda nabi SAW diatas sebenarnya perintah menyeru kepada kebaikan bukan hanya tugasnya oranya yang sudah tua atau pejabat saja. Namun semua orang diperintahkan Allah SWT untuk meyeru kebaikan. Apalagi yang muda, juga punya peran dalam menyeru kepada kebaikan. Jadi salah besar kalau menjadi pemuda malahan melakukan tindakan-tindakan pelanggaran hukum agama maupun hukum Negara. Apalagi terjerumus ke dalam tindakan teror.
Oleh karena itu untuk mengatasi bahaya hasutan kelompok-kelompok yang mengarahkan ke teror, pemuda harus punya visi yang jelas serta pandai memilih lingkungan dan teman bergaul.
Salah satu contohnya adalah generasi muda giat dalam menuntut ilmu. Dengan ilmu peradaban akan menjadi baik, bahkan wahyu yang pertama kali turun adalah bukan perintah untuk sholat, puasa, zakat, dan haji. Namun, perintah untuk membaca. Sebagai mana dalam QS. Al ‘alaq: 1-5.
Dalam kondisi masih muda sebenarnya banyak kemudahan yang di peroleh. namun kalau tidak di manfaatkan dengan baik nanti akan menjadi penyesalan dikemudian hari. Waktunya yang muda berkarya untuk membuat perubahan yang lebih maju untuk bangsa dan agama.  Salah satunya adalah menjadi generasi insan cita. Yaitu generasi muda yang cerdas, kritis, beraklakul karimah, dan ikhlas mengamalkan kemampuanya untuk keajuan umat dan bangsa yang diridhoi allah SWT.
Profil Insan Cita
Pertama, Kualitas insan akademis. Maknanya ia harus berpendidikan tinggi, berpengalaman luas, mampu berfikir rasional dan kritis. Ia mempunyai kemampuan teoritis dan mampu memformulasikan apa yang diketahuinya.
Kedua, Kualitas insan pencipta. Yaitu menjadi insan yang jiwanya penuh gagasan-gagasan kemajuan, sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan ada gairah untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap selalu mencari perbaikan dan pembaharuan untuk kemaslahatan umat.
Ketiga, Kualitas insan pengabdi, yakni insan yang sadar dan ikhlas bahwa tugasnya bukan hanya mengabdi buat dirinya sendiri namun juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi lebih baik.  
Keempat, Kualitas insan yang bernafaskan islam. Singkatnya insan yang telah berhasil membentuk unity of personality dalam dirinya. Nafas islam telah membuatnya menjadi pribadi yang utuh tercerahkan dari split personality.
Kelima, kualitas insan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Di muat di Harian SOLOPOS November 2012